Jumat, 02 Mei 2014

ciri ciri dari menghargai waktu

Budaya merupakan sesuatu yang berpangakal dari manusia, sebagai insan yang diciptakan Tuhan memiliki kemampuan ‘akal budi’ sebagai salah satu yang membedakan manusia dengan makluk ciptaan  lainya. Sebagai makhluk yang memiliki akal budi itulah yang menyebabkan manusia sebagai makhluk yang berbudaya yang mampu menyadari dirinya dan memiliki daya kreasi inovasi. Hakekat akal budi dan tanggung jawab memiliki hubungan yang sangat erat , seperti hak dan kewajiban yang sama-sama saling melengkapi.
Akal budi pada satu sisi adalah hak yang berasal dari karunia tuhan untuk melaksanakan tanggung jawab, oleh karena itu akal budi tidak boleh diartikan sebagai hak yang bisa dipergunakan semau-maunya, melainkan hak dalam hal ini untuk melaksanakan kewajiban memenuhi panggilan untuk menjaga dan melestarikan ciptaanya.
Dunia perguruan tinggi yang dikenal sebagai komunitas yang senantiasa menjunjung tinggi obyektifitas, kebenaran ilmiah dan keterbukaan mempunyai tanggung jawab dalam mengembangkan ilmu pengetahuan sebagai jawaban dari permasalahan yang muncul di masyarakat dengan metode yang modern. Ilmu pengatahun sendiri merupakan pengetahuan yang sistematik, rasional, empiris, umum dan komulatif yang dihasilkan oleh akal pikiran manusia yang dibatasi oleh ruang dan waktu. Tugas ini menjadi penting karena merupakan bagian dari pelaksanaan “Tri Dharma” perguruan tinggi. Dan menjadi lebih penting karena ada 3 fungsi ilmu pengetahuan yang sangat terkait dengan kelangsungan dan kemaslahatan hidup orang banyak, yaitu fungsi eksplanatif (menerangkan gejala atau problem), prediktif (meramalkan kejadian atau efek gejala) dan control (mengendalikan atau mengawal perubahan yang terjadi di masa datang).
Untuk dapat mewujudkan “Tri Dharma” dalam perguruan tinggi sangatlah sulit dan memungkinan untuk gagal pun sangat besar, dan untuk mewujudkan ke tiga fungsi itu berjalan dengan baik dibutuhkan etos kerja yang sangat kuat untuk berhasil. Maka tidak dapat diabaikan etos kerja merupakan bagian yang patut menjadi perhatian dalam keberhasilan Mahasiswa dalam merintis karier di kehidupan bermasyarakat. Namun Etos kerja seseorang erat kaitannya dengan kepribadian, perilaku, dan karakternya. Untuk itu mahasiswa harus memiliki internal being yang mampu merumuskan siapa dia. Selanjutnya internal being menetapkan respon, atau reaksi terhadap tuntutan external. Respon internal being terhadap tuntutan external dunia kerja akan menetapkan etos kerja seseorang.
Cara hidup masyarakat ilmiah yang majemuk, multikultural yang bernaung dalam sebuah institusi yang mendasarkan diri pada nilai-nilai kebenaran ilmiah dan objektifitas.Budaya Akademik (Academic Culture) dapat dipahami sebagai suatu totalitas dari kehidupan dan kegiatan akademik yang dihayati, dimaknai dan diamalkan oleh warga masyarakat akademik, di lembaga pendidikan tinggi dan lembaga penelitian.
Contoh dari menghargai waktu adalah Satu pelajaran penting yang saya dapatkan adalah bagaimana orang begitu menghargai waktu. Mengelola interaksi lintas negara berarti bekerjasama dengan orang-orang dari berbagai zona waktu yang berbeda. Siang hari di satu negara bisa jadi tengah malam di negara yang lain. Jadi Anda bisa membayangkan jika satu pihak telah berjanji namun tidak mematuhinya, maka betapa merugikannya buat orang lain.
Dalam budaya yang menghargai waktu, orang-orang akan sudah bersiap 10 menit sebelum waktu yang dijanjikan. Lima menit sebelum pertemuan dimulai hampir seluruh peserta sudah duduk rapi di tempat masing-masing. Dan tepat pada waktunya sebuah pertemuan dilakukan. Jika Anda hadir 5 menit setelahnya, mohon maaf, Anda sudah masuk kategori terlambat. Tidak akan ada yang menunggu Anda untuk menunda dibukanya pertemuan. Sebab semua orang tahu waktu mereka terbatas. Mereka menghargai waktu yang mereka pribadi sekaligus menghormati waktu orang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar